Hal yang pasti.



Tercorak indah lakaran kenangan, tergambar sempurna masa hadapan. Kebiasaan manusia itu siaga menjemput ceria mendatang, namun tidak kelam yang berkemungkinan. Sedang hal berpisah badan itu suatu kepastian, kerna manusia tidaklah kekal. Akan bercerailah manusia itu dalam dua keadaan; cerainya hidup ditinggalkan janji-janji atau kembali ke Tuhan membuktikan ajal yang pasti.

Lihat diri dan senaraikan siapa yang kita letakkan di dalam hati. Sudah cukup kita berbakti atau hanya terungkap sayang tidaklah pula layanan selari? Bertenanglah wahai teman, janji Allah SWT itu pada kita sama ratanya. Tidak terkecuali walau satu nyawa. 

Maka, berbaktilah sebanyaknya kerana;
Bisa jadi sosok yang kita hina itu ajalnya nanti, tidak memaafkan kesatnya bahasa kita. 
Bisa jadi perempuan yang kita bicarakan buruk perihalnya itu fitnah semata.
Bisa jadi lelaki yang dituduh sejenis itu elok menurut syarak minatnya.
Bisa jadi meminta belanja itu ucapan terakhir pada kedua orang tua.

Dan tetaplah menjadi rahasia Tuhan tentang banyak hal dunia yang zahir serta ghaib. Kau, aku, kita akan berpisah; antara aku atau engkau atau bersama kita akan pergi jua.

Demikian berbaiklah manusia. Berbaktilah dan beribadahlah - kerna tidaklah pasti had usia mana akan masih bernafas jasad ini di dunia. Terimalah, berjalanlah; dengan peringatan yang setiap detik itu ibarat satu langkah ke pengakhiran cerita dunia dan permulaan cerita di sana.

Walau kelam lorong hidup kerana berat hati menerima hakikat - bergeraklah walau dengan mengesot sedikit. Perihal kekuatan kelangsungan hidup itu, mintalah pada Tuhan Yang Maha Kuat. Minta diberi pinjam secebis kekuatan, secebis keredhaan hati dan kebergantungan itu jika tidak dilepaskan,  goyah tiada buat manusia yang bergantung pada Pemilik Alam.

Kuatlah, moga Allah bantu.


Comments

Popular Posts